Laman

Jumat, 08 Desember 2017

Survivor Meningitis Berbicara Tentang Imunisasi

Survivor Meningitis - Bulan Agustus merupakan bulan kesadaran Imunisasi Nasional dan mengingat seorang wanita asal Texas yang sedang berjuang untuk membuat seluruh mahasiswa di Amerika Serikat terlindungi dari segala jenis penyakit yang dapat menyerang kapan saja. salah seorang wanita yang telah kehilangan kaki dan sebagian tangannya ke bentuk meningitis yang sangat berbahaya sekali di perguruan tinggi, ia bernama Jamie Schanbaum. Dia mengatakan, bahwa selama ini penyakit yang hampir saja membunuhnya dan misi yang membuat dia berkelahi.

Survivor Meningitis Berbicara Tentang Imunisasi

Dia sebagai survivor meningitis menjadi suara untuk para korban meningitis di seluruh dunia. pada usianya 28 tahun telah membuat nama untuk dirinya sendiri sebagai gadis yang telah menyelamatkan nyawa.

“Saat itu saya benar-benar tidak mengetahui pasti bahwa penyakit yang saya derita itu dapat mengancam jiwa dan tidak tahu bahwa saat itu juga saya berada di kampus, Anda akan berisiko tinggi tertular,” ungkap survivor meningitis, Jamie schanbaum.

Dan saya terus berangkat ke kampus seperti biasanya karena memang saat itu saya tidak mengetahui bahwa saya terjangkit meningitis dan hampir saja kehilangan nyawa saya karena penyakit ini, saya termasuk orang yang beruntung karena termasuk survivor meningitis. Kemudian, pada tahun 2008, masih sebagai mahasiswa di Universitas Texas di Austin, Jamie sudah mengidap penyakit meningococcal meningitis. Meningococcal meningitis adalah pebuah infeksi yang telah menyerang jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.

“Saya merasakan seluruh tubuh saya mengalami ruam merah selama beberapa hari, lalu berubah menjadi ungu hingga menghitam dan membusuk. Jari-jari pun terasa lemas bagaikan kismis dan kaki saya pun menekuk seperti penari balet, hal itu yang membuat saya tidak menyangka,” tuturnya.

Dia harus kehilangan kedua kakinya itu hingga di bawah lutut, kedua tangan dan menghabiskan waktu perawatan di rumah sakit selama tujuh bulan. Pada akhirnya ibunya pun pergi sebelum legislatif Texas melakukan pendesakan anggota parlemen untuk membuat undang-undang yang tertulis mewajibkan para mahasiswa yang tinggal atau berada di kampus untuk mendapatkan vaksin meningitis.

“Pada saat itu saya menderita meningitis B sehingga vaksin yang saya butuhkan terus saya cari namun tidak dapat diketemukan. Jika pada saat itu saya mendapatkan vaksin mungkin saya akan baik-baik saja,” katanya.

Tapi, meski katanya akan cepat tersebar di tempat-tempat seperti asrama, Jamie justru mendapatkannya pada saat masih tinggal di kampus dan belum tahu banyak apa saja yang harus dilakukannya. Jadi pada tahun 2011, setelah seorang mahasiswa A & m Texas mati, yang juga tinggal di luar kampus, dia pun ikut serta dalam membantu membuat undang-undang tersebut diubahnya untuk dapat mencangkup semua mahasiswa di Texas, masa jabatan.

Jamie menuturkan, bahwa bahwa untuk misi berikutnya itu adalah membuat undnag-undang diubah untuk memasukkan vaksin meningitis B sehingga kelima strain meningitis tersebut dapat ditutupi. Gadis yang masih mudah ini dengan sikapnya yang terbendung, melakukan penolakkan untuk membiarkan meningitis merusak hidupnya maupun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar